LIHAT BERITA TERUPDATE

Info / Berita seputar kegiatan dan acara insidental lebih update di fanspage smk 02 islam 45 Ambulu atau group fb SMK 02 ISLAM 45 AMBULU bisa juga di SMK EMPAT LIMA dan yang lain ada di COMUNITY, Add dulu fb nya di https://www.facebook.com/smk45ambulu
Maaf apabila seluruh kegiatan terkadang tidak dishare di web ini. 


______________________________ 
SMK 02 Islam 45 Ambulu
Share:

PRAMUKA DAN SEJARAH

Setiap tahun kita memperingati Hari Pramuka, namun tahukah pembaca sekalian bahwa perayaan tahunan Pramuka ini tidak terlepas dari perjuangan para kakak-kakak kita di masa lalu. Banyak yang mengira bahwa Hari Pramuka yang diperingati tanggal 14 Agustus ini adalah hari kelahiran Lord Baden Powell, namun anggapan tersebut salah. Maka dari itu untuk meluruskan sejarah marilah kita menyimak sejarah hari pramuka ini.

Karena gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jika kita ingin mengetahui latar belakang lahirnya gerakan Pramuka mari kita mengkaji kejadiaan di sekitar tahun 1960. Awalnya peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330 C yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.

Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Pada hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.

Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka di Indonesia.


Selain itu, Kongres pemuda ke-I (1926) : hanya merupakan persiapan kongres pemuda ke-ii dan dalam kongres pemuda tersebut belum dapat mewujudkan persatuan.
Kongres pemuda ke-ii 1928 di gedung Indonesia di jalan kramat raya nomor 106
Sidang2 yangdiselenggarakan selama kongres pemuda ke-ii
1. siding pertama : 27 0okober 1928, di bumi pemuda khatolik, jalan lapangan bantang Jakarta.
2. siding kedua : 28 oktober 1928 di gedung bioskop oost java, jalan merdeka utara 14 jakarta
3. sedan ketiga : 28 oktober 1928 di gedung indonesisce clup jalan kramat raya 106 jakarta
keputusan kongres pemuda ke-II
1. mengucap ikrar sumpah pemuda
2. lagu Indonesia raya di tetapkan menjadi lagu kebangsaan Indonesia
3. sang meran putih menjadi bendera Negara Indonesia
4. semua organisasi pemuda di lebur menjadi satu, yaitu dengan nama indonesia muda

Arti penting sumpah pemuda :
1. gerakan pemuda pada khususnya dan gerakan nasional pada umumnya mendapat semangat juang dan semangat persatuan
2. pemuda ikut memperkuat gerakan nasional dengan semangat persatuan
3. semangat juang persatuan merupakan senjata ampuh untuk mengusir penjajah

Sumpah Pemuda

Peserta Kongres Pemuda II

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi


* PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.

* KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.

* KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.


Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat

semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Peserta Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.

Gedung Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [2].



Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 A
pril-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisa


__________________________ 
SMK 02 ISLAM 45 AMBULU
Share:

Menumbuh-suburkan semangat juang 45


Pekik "Merdeka" pada masa zaman kemerdekaan memang ampuh ditambah lagi dengan teriakan merdeka atau mati benar-benar menginspirasi dan menggerakkan rakyat Indonesia pada masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan menjelang dan tidak lama setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui dwituunggal Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945. Tidak hanya berbentuk terikan lantang tetapi yel-yel "merdeka atau mati" itu juga tertulis dijalan-jalan, gerbonng kereta api, tembok-tembok serta diberbagai penjuru yang membuat suasana kala itu menjadi heroik dan patriotik dalam upaya bangsa Indonesia mengusir penjajah dari persada nusantara ini. Teriakan merdeka yang menggema dan tulisan merdeka atau mati yang ditemui di banyak tempat itu menjadi faktor penting mengobarkan semangat juang bangsa ini. Alhasil, semangat juang rakyat yang dihasilkan dari slogan tersebut di era merebut dan mempertahankan kemerdekaan telah memengaruhi gerak dan langkah masyarakat luas dalam berkiprah dan bekerja. Semangat juang 45 ini tidak hanya menghasilkan kemenangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari negara Belanda dan sekutu dimasa-masa tahun 1945 hingga akhir tahun 1940 an tetapi juga mampu meningkatkan prestasi bangsa Indonesia di segala bidang. Bangsa Indonesia demikian dikenal dan menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa, di berbagai forum Internasional termasuk di bidang olahraga atlet Indonesia berjayaPada saat diadakan Games if the New Emerging Forces (Ganefo) pertama di Jakarta tahun 1963 Indonesia berhasil memperoleh medali terbanyak ketiga setelah Cina dan Uni Soviet. Ganefo diprakarsai oleh Bung Karno setelah di skorsing tidak boleh mengikuti olimpiade karena memprotes keberadaan Israel dan Taiwan dalam Olimpiade tersebut.   
Membangkitkan semangat juang rakyat tampaknya sekarang ini masih diperlukan bagi negeri ini sebagaimana dahulu para pejuang dan rakyat Indonesia mampu menunjukkan kinerja yang optimal pada masa perjuangan kemerdekaan. Merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan adalah sama beratnya dan penting bagi bangsa ini memiliki semangat juang seperti yang telah ditunjukkan oleh segenap komponen bangsa pada masa kemerdekaan dulu. Pemimpin bangsa kala itu mampu menggerakkan komponen bangsa baik dalam kata dan perbuatan serta tetap konsisten menunjukkan contoh yang patut diteladani. Hal inilah yang membuat pada masa itu negara Indonesia demikian kuat dan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia karena rakyatnya bersatu padu. Tapi kini dengan semakin banyaknya infiltrasi asing yang menyelusuf secara "soft" di berbagai sektor kehidupan bangsa, sementara kita tidak memiliki yel-yel yang mempersatukan bangsa seperti zaman dulu itu, semangat juang bangsa ini mengendur. Alhasil, kita masih belum mampu mengangkat deradat dan martabat bangsa yang sejajar dengan negara-negara besar di dunia.
Kalau dahulu para pendiri Republik ini berhasil "memainkan kata-kata" dalam arti positif untuk membangkitkan semangat bangsa serta memberikan contoh-contoh teladan dengan gaya kepemimpinan yang tidak berjarak terhadap rakyatnya, sekarang kita miskin teladan dari sang pemimpin. Para pejabat yang diberikan amanah mengurus rakyat lebih banyak mengurus diri, keluarga dan golongannya, sehingga pejabat zaman sekarang makmur dan sejahtera, sementara rakyatnya banyak yang masih sengsara hidup dan kehidupannya.  Acapkali dipertontonkan hal-hal yang tidak menyatuinya kata dan perbuatan. Pejabatl melontarkan kata-kata dengan mudah tapi tidak dipraktekkan. Misal, pemimpin berkata agar jajaran pejabat yang membantu jangan mengurusi partai tapi mesti fokus pada pekerjaanya, namun kenyataan yang ada pemimpin yang mengucapkan hal itu "berkhianat", ia sendiri mengurus partianya. Masih banyak lagi contoh-contoh yang membuat rakyat mangkel dan jengkel dengan perilaku pemimpin/pejabat.
Rakyat ini memerlukan keteladanan dari pemimpinnya disamping slogan-slogan yang dapat memompa dan memacu semangat juang. Rakyat ini tidak macam-macam, mereka sangat mudah mengikuti pemimpinnya asal tidak dikhianati dalam arti pemimpinnya benar-benar lurus, bersih, jujur dan berintegritas. Rakyat akan marah dan antipati apabila pemimpinnya kerap munafik hipokrit, mengumbar kata-kata tetapi perilakunya tidak mencerminkan keindahan kata-kata yang dilontarkan, ibaratnya lidah tak bertulang, mudah berkata-kata tetapi sulit mempertanggungjawabkan perkataannya itu dalam hidup keseharian.
Kita pernah memiliki semangat juang 45 yang demikian tinggi nilainya sehingga kala itu kita sebagai bangsa berdiri tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tidak ada rasa minder dan rendah diri di hadapan bangsa lain bahkan kita disegani lawan dan dihormati sahabat luar biasa. Fenomena itu terjadi karena kita memiliki pemimpin yang mampu memebrikan semangat juang tinggi untuk rakyatnya dan pemimpin itu pun hidup dalam kesederhanaan. Pemimpiin yang yang menyatukan kata dan perbuatan, sungguh kita amat mendambakannya kini.  
Menumbuh-suburkan semangat juang 45 yang pernah kita miliki dalam bentuk yang berbeda tetapi dengan roh yang sama tentu masih diperlukan. Segala komponen bangsa sangat menantikan munculnya pemimpin bangsa yang mampu memberikan inspirasi kepada rakyatnya agar mempunyai semangat juang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Kita pernah berhasil memiliki berbagai slogan perjuangan yang terbukti mampu merbeut dan mempertahankan kemerdekaan serta labih jauh dari itu kita pun memiliki kebanggaan tiada tara sebagai bangsa yang sampai sekarang sedikit masih terasakan. Namun demikian sudah saatnya kita hodupkan kembali semangat juang 45 ini meski dalam kemasan yang berbeda. Faktor pemimpin amat memegang peran penting untuk mengembalikan kebesaran semangat juang yang pernah merasuk dalam sanubari bangsa ini Indonesia pada masa kemerdekaan dulu.


________________________________ 
SMK 02 ISLAM 45 AMBULU

Share:

Kecamatan Ambulu HUT RI Ke 70 "Ayo Kerja"

Dalam menyambut HUT RI Ke 70 Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-70 tahun 2015 dengan berbagai kegiatan yang melibatkan Instansi Sekolah dan masyarakat. Kecamataan Ambulu telah merancang acara dengan jadwal yang berbeda sehingga bisa dinikmati oleh warga masyarakat. beirkut jadwalnya: 

Jadwal bisa berubah-ubah sewaktu-waktu dan akan di infokan ke koordinator Kegiatan.

__________________________
SMK 02 Islam 45 Ambulu


Share:

HUT RI KE 70 "AYO KERJA"







Dalam rangka Pelaksanaan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2015, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia melalui surat edaran secara resmi menyampaikan Tema dan Logo Peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2015 lingkup nasional.

Dalam surat edarannya, Kementerian Sekretariat Negara juga menjelaskan dalam hal pembuatan Sub Tema, hendaknya dapat disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menyertakan kalimat Gerakan Nasional “AYO KERJA” 70 Tahun Indonesia Merdeka.

Tema Peringatan HUT ke-70 Republik Indonesia Tahun 2015 adalah " DENGAN SEMANGAT PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, KITA DUKUNG SUKSESI KEPEMIMPINAN NASIONAL  DEMI KELANJUTAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG MAKIN MAJU DAN SEJAHTERA "

Melalui kesempatan ini pula sebagai tanda dirilisnya Gerakan Nasional 70 tahun Indonesia Merdeka. untuk lebih lengkapnya,  dapat diunduh / dowload pada tautan berikut :

1. Logo dan Tema  [Unduh]
2. Rilis Gerakan Nasional 70 tahun Indonesia Merdeka [Unduh]
3. Surat Edaran Tema dan Logo Peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI Tahun 2015 [Unduh]

_______________________
SMK 02 Islam 45 Ambulu

Share:

SEPUTAR PKL 2021

SEPUTAR PKL 2021
KLIK GAMBAR MENUJU SITE PKL 2021

QR CODE PPDB 2021

QR CODE PPDB 2021
SMK 02 Islam 45

Ingat Waktu

SMK 02 Islam 45 Ambulu

HIMBAUAH KEPALA SEKOLAH

Entri Populer

Widgetized Footer